Setiap orang beramal di kotak masing-masing. Setiap dari kita akan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan.
Ada yang punya keluangan harta untuk bersedekah. Ada juga yang kuat dan khusyuk dalam shalat malam panjangnya. Pun ada pula yang mengabdi memberikan pengetahuannya kepada muridnya sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat.
Bagaimana denganku?
Kala aku membuka laman media sosial, aku mendapati banyak kabar baik dari temanku.
Ada yang sudah menyelesaikan pendidikan magisternya. Ada yang sedang fokus meniti karir di perusahaan impian. Ada pula yang sedang melakukan perjalanan ke tempat-tempat indah.
Lalu, bagaimana denganku?
Mataku memindai sekeliling. Remahan lauk pauk di lantai, baju bersih menumpuk belum dilipat namun sudah disusul oleh tumpukan baju kotor yang menggunung, hingga terdengar sayup-sayup rengekan seakan tanpa henti.
Terlihat berbeda dibandingkan apa yang aku lihat dari gawaiku. Segera aku tutup browser dan mengambil jeda untuk kembali hadir.
Satu per satu aku ambil remah-remah di lantai sambil berpikir. Remah-remah ini selalu ada setiap hari minimal tiga kali. Dan remah-remah ini tidak akan hilang jika tidak aku bersihkan. Rengekan dari ujung kamar sana juga hadir setiap harinya, memintaku untuk menemani mereka hingga nyaman. Baju-baju ini tetap menjadi gunung yang sulit dijangkau jika tidak segera dilipat.
Bukankah ini amalan dan pekerjaan untukku?
Mungkin kotak ini adalah yang aku perjuangkan saat ini. Kotak yang nantinya akan ditanya padaku, apa yang sudah aku lakukan di sana. Sebuah kotak yang bagiku tidak mudah, karena berbeda dari apa yang aku rencanakan dahulu. Namun aku yakin ada kebaikan di depan sana yang aku tuju.
Mungkin sekarang aku memperlambat lajuku. Mungkin sekarang aku belajar memaknai hal kecil di rumahku.
Bukan hal mudah untukku, semoga Allah memberikan pertolongan selalu.
© Amatullah | 7 Maret 2023