Writing

Mengetahui Prioritas

Sumber: Unsplash

Saat ini kita dihadapkan dengan pilihan begitu luasnya. Setiap orang bahkan bisa memilih satu dua tiga pilihan sekaligus karena kesempatan terbuka selebar mungkin.

Namun, apakah kita siap menerima konsekuensi dari setiap pilihan yang ada?

Banyak ilmu yang mudah didapatkan saat ini. Mulai dari soal agama, pengasuhan anak, hingga pengembangan diri atau bahkan berita tak masuk akal juga mudah sekali kita dapatkan.

Dengan cepatnya aliran informasi, bisakah kita menerima dan mencerna semua?

Apa yang mudah didapatkan, akan mudah pula hilang, kata ulama Arab kala itu. Rasanya hal ini terjadi bahkan di aku sendiri.

Rasa-rasanya semua kelas menarik, perlu untuk diikuti. Rasa-rasanya aku butuh semua ilmu agar bisa hidup dengan baik. Rasa-rasanya aku akan ketinggalan teman-temanku jika tidak mengetahui informasi tersebut.

Tapi yang aku sadari, ternyata ingatanku terbatas, waktuku apalagi. Hidupku tidak untuk hanya belajar menumpuk ilmu. Ada kotak lain yang perlu aku kerjakan dan akan aku pertanggungjawabkan. Pun, ilmu bukan untuk ditumpuk saja namun harus berbuah karakter dan amal. Harusnya menjadi sebuah kebijaksanaan untuk diri sendiri sebelum dituangkan kepada orang lain.

Maka tugas untukku saat ini adalah memilih prioritas dari sekian banyak pilihan. Aku mulai menepi agar dapat mencerna pelan-pelan. Agar dapat mulai memahami dan menarik garis dari titik ke titik lain sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat.

Semoga Allah melindungi kita dari ilmu yang tidak bermanfaat, yaitu ilmu yang tidak menambah iman dan ketakwaan kita terhadap Rabb semesta alam.

© Amatullah | 8 Maret 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *