Writing

Menyederhanakan Keinginan

Sumber: Unsplash

Ketika sampai sebuah pertanyaan,

“Apa rencanamu ketika anak-anak sudah besar?”

Aku tersenyum mendengar berbagai jawaban. Hingga sampailah ia memandangku, menuntut jawaban dariku.

Aku berpikir. Saat ini aku belum memiliki keinginan besar seperti mereka yang menggebu-gebu. Aku hanya ingin membersamai anak-anak tumbuh besar sesuai apa yang diperintahkan dalam agamaku. Setelah itu baru aku pikirkan.

Mungkin aku akan berkebun. Atau mungkin beternak. Atau mungkin, melanjutkan pendidikan. Aku pun belum yakin mana yang akan aku lakukan.

Ia tidak menerima jawabanku. Ia bilang, bahwa aku harus bermimpi besar. Aku harus cepat-cepat mempersiapkan rencana hebat di depan mata. Masa depanku harusnya berisi hal-hal luar biasa yang bisa mengubah dunia. Hidupku harusnya tidak berhenti hingga keinginan itu saja.

Tapi,

Bagaimana jika mengubah dunia dengan tanganku bukanlah yang aku impikan?

Bagaimana jika hidup dalam laju lambat dan menikmati momen adalah yang aku inginkan?

Apakah itu sesuatu yang berbeda?

Beberapa tahun ke belakang aku sudah terlalu cepat, terlalu banyak mengejar sesuatu dan meniadakan sekelilingku. Aku terlalu fokus ke anganku yang sangat jauh hingga banyak sekali momen yang terlewat olehku.

Aku baru tau cat dinding apartemen ujung sana baru diganti.

Aku baru tau tetanggaku memiliki kucing yang sering duduk di jendela melihatku.

Aku baru sadar anakku punya baju favorit yang sering ia pakai hingga lusuh.

Bahkan aku tidak tau kapan rumput kembali tumbuh di musim semi, tiba-tiba sudah musim dingin lagi.

Jadi keinginanku sekarang hanya satu. Aku bisa sadar dan memahami diri, sekitarku, juga penciptaku. Ketidaksadaranku dulu menghilangkan banyak makna baik yang bisa aku dapatkan.

Aku tidak masalah untuk menjadi orang biasa saja, jika menurut orang lain seperti itu. Menurutku dunia yang sudah menyesakkan ini juga butuh orang biasa saja.

Aku membayangkan jika semua orang bertujuan menjadi hebat. Sepertinya dunia terasa semakin rumit. Setiap orang bisa berebut mewujudkan kepentingan masing-masing. Karena mereka memiliki tujuan besar yang berbeda-beda.

© Amatullah | 9 Maret 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *