For Me Before You, Jurnal Diri

Guru TK itu Mulia

Sumber: Unsplash

Post ini saya dedikasikan untuk salah seorang guru TK saya hafidzahallaah, yang dulu menjadi wali kelas TK A di kelas saya dan pindah ke kota lain ketika saya masuk TK B. Tahun 2016 adalah terakhir ketemu dengan beliau, qadarullaah bisa janjian bersama teman TK untuk berkunjung ke beliau yang juga sedang pulang ke kota kelahiran saya. Saat ini saya lost contact lagi dengan beliau. Semoga Allah Ta’ala selalu memberikan rahmat dan perlindungan kepada beliau sekeluarga.

Dulu saya sekolah di salah satu TK Islam di kota kelahiran saya. Bukan karena apa-apa, karena entah dulu gimana, saya memilih TK swasta tersebut dibandingkan TK lainnya. Di zaman itu, biaya pendidikan di TK tersebut cenderung tinggi untuk keluarga saya, namun karena saya kekeh banget mau sekolah di situ akhirnya orang tua saya mengusahakannya. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan kasih sayang pada orang tua saya.

Selain aspek perkembangan anak usia dini, di sekolah tersebut saya banyak sekali belajar agama Islam dalam keseharian, termasuk shalat, hafalan surat pendek, doa-doa, baca tulis al-Qur’an, hingga bahasa Arab. Sekolah itu dilaksanakan full day, dari jam 7 (atau jam 8 ya? Saya lupa) hingga jam 1 siang, jadi saya dapat makan siang. Lalu karena pulang jam 1 siang, bertepatan setelah adzan dhuhur, kami diberikan latihan shalat dzuhur berjamaah bersama-sama di masjid sekolah, setelah itu baru pulang dijemput orang tua masing-masing. Masjid sekolah itu sangat bagus dan besar, jadi nggak hanya buat TK tapi juga dibuka untuk umum.

Sekolah yang sangat padat menurut saya, baik dalam akademis maupun diniyyah. Tapi saat itu saya enjoy saja dan nggak merasa terbebani. Guru-guru juga baik maa syaa Allah, nggak ada yang galak sepanjang ingatan saya, dan sangat perhatian pada masing-masing murid. Salah satunya adalah Bu R, wali kelas TK A saya dulu.

Beliau adalah orang yang sederhana, sopan, ramah, murah senyum, dan berkerudung tebal serta lebar. Di TK tersebut saya baru kenal dengan kerudung jadi ya excited saat melihat penampilan guru yang begitu tertutup. Dulu kerudung belum setenar sekarang, jadi jarang banget melihat pemandangan ini maa syaa Allah. Alhamdulillaah saya merasa beruntung bisa kenal dengan syari’at melalui sekolah di usia dini.

Ada suatu kejadian yang nggak pernah saya lupakan. Saat itu ada seorang murid baru pindahan, laki-laki, yang perawakannya besar banget. Entah harusnya sudah masuk SD atau gimana, tapi memang kelihatannya gede banget, paling gede di antara teman-teman lain. Murid ini aktif dan suka rame saat kelas, jadi sering kena teguran oleh guru. Nah saat itu jam istirahat, anak-anak sedang main bebas, saya dan beberapa teman lain termasuk murid baru ini bermain di dalam kelas. Nggak tahu gimana ceritanya, tapi tiba-tiba dia mengambil kerudung, entah itu kerudung teman saya yang sengaja dilepas atau gimana, saya lupa. Dia memakainya tapi posisi terbalik. Jadi lubang yang harusnya di wajah, jadi di atas kepala, seakan kerudung ini jadi rambut panjang. Semoga terbayang ya, hehe. Terus dia berputar-putar kayak iklan shampoo gitu dan tertawa.

Karena lucu, saya mengikuti cara dia memakai kerudung itu, haha. Iya benar ya rasanya kayak iklan shampoo lalu kami tertawa bersama hingga Bu R masuk kelas dan melihat apa yang terjadi. Bu R diam, senyum, lalu menegur murid baru tadi untuk melepas kerudung itu, karena dia laki-laki. Lalu beliau mendekati saya sambil senyum, menasehati bahwa kerudung tidak dipakai seperti itu. Saat itu karena masih kecil, saya cuma tertawa dan malah mengajak bercanda, tapi Bu R tetap dengan lembut mengingatkan dan bilang satu kalimat yang maa syaa Allah tertancap di saya hingga saat ini,

“Nanti kamu kalau sudah besar pakai kerudung yang baik ya.”

Saat itu saya cuma iya iya aja lalu memakai kerudung dengan benar dan kembali bermain yang lain. Setelah itu kejadian ini saya lupakan hingga beberapa tahun setelahnya. Saya masuk SD Negeri jadi sudah jarang lagi mengingat topik kerudung kecuali kalau Ramadhan.

Masuk akhir SMP, saya merasa gelisah banget dengan penampilan saya. Di SMP sudah ada beberapa teman yang memakai kerudung, tapi karena SMP Negeri jadi yang pakai kerudung masih minoritas. Sistem pendidikan saat itu masih masa transisi. Jadi masih ada waktu saya pakai rok pendek di kelas 7 dan 8. Namun di kelas 9, saya diwajibkan membeli seragam batik baru yang pakai rok panjang. Sekarang ini saya lihat seragam SMP-SMA kebanyakan sudah pakai rok panjang meskipun tidak berkerudung.

Lama-lama saya merasa nggak nyaman pakai rok pendek dan seragam pendek. Kalau duduk di motor juga nggak nyaman karena roknya naik, nggak enak pokoknya. Saat itu saya terpikir sepertinya enak pakai kerudung karena bajunya panjang-panjang dan semakin yakin untuk pakai setelah ingat nasehat Bu R dulu.

Segitu membekasnya hingga 10 tahun berlalu saya masih mengingatnya. Dan atas dasar itu saya juga memutuskan berkerudung full baik di sekolah maupun di luar sekolah, meskipun dengan dasar nggak nyaman pakai baju pendek dan dulu pernah dinasehati Bu R. Masih karena manusia, bukan karena kecintaan pada Allah Ta’ala dan melaksanakan kewajiban, tapi ternyata itu salah satu langkah yang membawa saya di kehidupan selanjutnya hingga saya hijrah.

Maa syaa Allah, dari sini saya mengambil pelajaran untuk jangan remehkan kebaikan dan nasehat sekecil apapun meskipun kita menyampaikannya ke anak kecil yang rasanya nggak ngerti apa-apa. Bisa saja nasehat tersebut membekas di dirinya, atau bahkan jadi doa kebaikan bagi dirinya. Jangan sampai apa yang keluar di mulut ini hal-hal yang buruk, baik kepada anak maupun orang lain pada umumnya.

Saya benar-benar terinspirasi oleh Bu R ini dalam perjalanan mengasuh anak saat ini. Saya juga merasa salut pada seluruh guru pendidikan anak usia dini, karena sabar dan rela mengasuh juga mendidik banyak anak orang dari latar belakang keluarga berbeda-beda. Mengasuh anak sendiri yang jumlahnya masih satu atau dua saja rasanya lelah fisik dan mental, apalagi jika banyak dan anak orang lain pula. Maa syaa Allah, barakallaahu fiihim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *