Writing

Rel yang Berbeda

Sumber: Unsplash

Kupikir kita akan terus berjalan bersama, menuju satu titik yang kita akan meninggalkan satu sama lain dalam keabadian. Namun ternyata itu hanya prasangkaku. Itu hanya doaku.

Tiga puluh tahun bukanlah waktu yang sebentar. Aku melihat keempat putra kita tumbuh dengan baik. Kamu sangat teliti dan cekatan, sampai-sampai aku takjub melihat perkembangan mereka. Mereka menjadi anak santun dan berwawasan luas. Mereka juga tegak pada ajaran agama kita.

“Aku ingin berpisah,” katamu dengan serius.

Tiga kata yang menembus detak jantungku. Aku pikir awalnya hanya bercanda, karena kamu memang suka begitu. Tapi melihat tajamnya sorot matamu, aku semakin gentar jika itu kenyataan untukku.

Kamu bilang kita jauh berbeda. Kamu bilang aku terlalu abai denganmu. Kamu bilang cintamu sudah tak ada untukku. Kamu bilang bertahan selama ini demi keempat putraku. Dan sekarang, alasan itu pudar dari hatimu.

Setelah sekian lama kamu membisu, mengapa baru sekarang mengatakannya, Sayang?

Namun kamu hanya terdiam dan meninggalkanku sendirian di kursi ini.

Aku tersedu. Seandainya aku bisa memutar waktu tiga puluh tahun lalu.

© Amatullah | 15 Maret 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *